All Posts in Category: Informasi

Sejarah Hari Diabetes Sedunia

Sejarah Hari Diabetes Sedunia

Hari Diabetes Sedunia adalah kampanye kesadaran global yang terhadap diabetes mellitus dan diadakan setiap 14 November.

Diselenggarakan oleh Federasi Diabetes Internasional (IDF), setiap Hari Diabetes Dunia berfokus pada sebuah tema yang berkaitan dengan diabetes, yang merupakan penyakit tidak menular yang dapat dicegah dan diobati dan mengalami peningkatan pesat di seluruh dunia.[1] Topik yang dibahas termasuk diabetes dan hak asasi manusia, diabetes dan gaya hidup, diabetes dan obesitas, diabetes pada mereka yang kurang beruntung dan rentan, dan diabetes pada anak-anak dan remaja. Saat kampanye berlangsung sepanjang tahun, hari itu sendiri menandai ulang tahun dari Frederick Banting yang, bersama dengan Charles Best dan John James Rickard Macleod, pertama mengagas penemuan insulin pada tahun 1922.
Sejarah

Hari Diabetes dunia dirayakan pertama kalinya pada 1991 oleh IDF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam menyikapi peningkatan pesat diabetes di seluruh dunia.

Pada tahun 2016, Hari Diabetes Dunia dirayakan oleh lebih dari 230 anggota asosiasi IDF dari lebih 160 negara dan wilayah, serta dengan organisasi-organisasi lain. seperti;perusahaan, profesional kesehatan, politisi, selebriti, dan orang-orang yang hidup dengan diabetes dan keluarga mereka. Kegiatan meliputi skrining diabetes, program-program radio dan televisi kampanye, acara olahraga, dan lain-lain.

#WorldDiabetesDay
#yayasankatarakpeduli

Read More
Berbagai Informasi Mengenai Katarak

Kerajaan Kuwait Bantu Operasi Katarak 600 Warga Bandung

Kerajaan Kuwait, melaluiYayasan Baitul Al Khairiyah yang bergerak dalam bidang kepedulian sosial menggelar operasi katarak gratis untuk masyarakat miskin di Kota Bandung dan daerah Jabar lainnya.

Menurut Direktur Utama Yayasan Baitul Al-Khairiyah, Nadya Abdu Sodiq Bawazier, targetnya ia bisa mengoperasi mata masyarakat miskin yang menderita katarak sebanyak-banyaknya. Tahap awal, sekitar 600 masyarakat miskin. Namun, ia masih terus mencari dan mendata masyarakat miskin yang memang harus dibantu.

“Tapi, ini yang kami operasi baru sekitar 150 orang,” ujar Nadia di sela-sela operasi katarak gratis di Bandung Eye Center Buah Batu Bandung, Rabu (22/11).

Menurut Nadia, Kuwait memberikan bantuan untuk masyarakat miskin yang terkena katarak karena berdasarkan Survey cepat kebutaan (Rapid Assesment of Avoidable Blindness/RAAB) yang dilaksanakan di Jawa Barat pada 2014 diperkirakan terdapat 2,8 persen penduduk di atas usia 50 tahun mengalami kebutaan.

Nadia mengatakan, berdasarkan data kependudukan Jabar pada 2015, jumlah penduduk penderita kebutaan mencapai sekitar 182.486 jiwa. Katarak, merupakan penyebab terbesar dari kasus kebutaan yang terjadi atau mencapai 71 persen dari penyebab lain seperti glaucoma dan gangguan kacamata.

Khusus Kota Bandung, kata dia, diperkirakan penderita kebutaan mencapai 11.690 jiwa, dengan sekitar 8.300 disebabkan oleh katarak. “Sebagian besar dari penderita katarak adalah kaum dhuafa alias tidak mampu,” katanya.

Hal ini, kata dia, menjadi masalah, karena secara tidak langsung, mereka menjadi beban bagi keluarga. Karena, mata pencahariannya bisa menghilang. Karena, harus menemani penderita di rumah sehingga potensi sumber penghasilan keluarga berkurang.

“Kali ini kami menggandeng Kuwait AWQAF Public Foundation dan RFO Al Mayyas Kuwait untuk mengadakan operasi katarak gratis ini,” kata Nadia.

Dengan bersinerginya pemerintah kota Bandung dan kerajaan Kuwait, Nadya berharap upaya ini turut mendukung Badan Kesehatan Dunia, WHO, yang telah mencanangkan program Vision 2020 sebagai usaha untuk menanggulangi kebutaan yang bisa dicegah.

Sebelum dilakukan operasi, kata dia, para relawan mendata pasien yang diindikasikan terkena katarak terlebih dahulu. Setelah itu Tim Dokter Bandung Eye Center (BEC) melakukan penapisan (skrinning) untuk mendapatkan pasien penderita katarak yang memenuhi kelayakan operasi.

Pendataan dan proses skrinning ini, kata dia, bekerja sama dengan kecamatan di Kota Bandung. Pendataan pasien penderita katarak telah dilakukan sejak bulan September 2017 meliputi beberapa kecamatan di antaranya Arcamanik, Ujungberung,Rancasari, Cibeunying Kidul, Andri, Astana Anyar, Bojongloa Kidul, Babakan Ciparay, Bandung Kulon, Bojongloa Kaler, Kiaracondong, Buahbatu, serta satu kelurahan di Kabupaten Bandung, yakni Kelurahan Manggahang.

Sementara menurut Perwakilan Kedutaan Besar Kuwait, Mr Musaad Saad Al Rakhis, pemerintah Kuwait akan terus membantu masyarakat miskin di Indonesia. Karena, ia melihat masih banyak masyarakat miskin yang harus dibantu.

“Kami membantu bukan hanya karena di Indonesia banyak muslimnya. Tapi, yang non muslim juga akan kami bantu,” katanya.

 

Sumber: Republika

Read More
Konsumsi Suplemen Bisa Berujung pada Katarak

Konsumsi Suplemen Bisa Berujung pada Katarak

Di Indonesia, penyebab kebutaan nomor satu adalah katarak, disusul oleh kelainan refraksi dan glaukoma. Hal ini diungkapkan oleh dr Rita Polana, SpM dalam acara diskusi kesehatan mata yang digelar oleh RS Pondok Indah Group di Jakarta, Jumat (6/10/2017).

Untuk DKI Jakarta saja, statistik menunjukkan bahwa 50 persen dari masyarakat telah terkena katarak pada usia 50 tahun-an, ujar Rita.

Katarak, menurut dr Iwan Soebijantoro, SpM seperti yang dikutip oleh Kompas.com 9 September 2017, sebetulnya tidak dapat dicegah atau diperlambat karena merupakan proses degeneratif.

Akan tetapi, Rita melihat bahwa kebanyakan kasus katarak dini di DKI Jakarta terjadi karena komplikasi obat, seperti suplemen dan obat-obat tulang, yang mengandung steroid.

“Ada beberapa suplemen yang mengandung steroid. Itu bisa bikin katarak dan tekanan bola mata meningkat yang berujung pada glaukoma,” ujarnya.

Oleh karena itu, dia pun menyarankan untuk tidak mengonsumsi suplemen lebih dari tiga bulan. “Tiga bulan itu sudah berdampak, tapi metabolisme orang itu beda-beda ya,” katanya.

Daripada mengonsumsi suplemen, Rita lebih merekomendasikan mengonsumsi vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh secara langsung dari makanan.

“Kalau pasien sudah berusia 40 tahun atau lebih, kurangi karbohidrat dan perbanyak buah. Sebab, di usia tersebut, hormon pertumbuhan sudah menurun. Yang mati selnya 60 persen, yang diganti cuma 40 persen. Sayur dan buah itu mengandung vitamin yang dibutuhkan untuk mengganti sel,” katanya.

Selain itu, Rita juga berpesan untuk menggunakan topi dan kacamata hitam yang dapat menangkal sinar ultraviolet ketika berada di luar ruangan di atas pukul 10.00.

Jika Anda sudah menginjak usia 50 tahun, mulailah untuk memeriksakan mata ke dokter spesialis mata, terutama ketika gejala-gejala katarak mulai terlihat. Gejala-gejala tersebut, termasuk pandangan menjadi buram atau sinar terlihat pecah ketika malam sehingga sulit fokus.

 

http://sains.kompas.com/read/2017/10/07/190500523/hati-hati-konsumsi-suplemen-bisa-berujung-pada-katarak

Read More
selamat hari dokter nasional ykp

Sejarah Hari Dokter Nasional 24 Oktober

Selamat Hari Dokter Nasional “24 Oktober 1950, Dr. Soeharto menghadap notaris untuk memperoleh dasar hukum berdirinya perkumpulan dokter dengan nama Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Sejak saat itu, tanggal 24 Oktober diperingati sebagai Hari lahirnya Ikatan Dokter Indonesia.”

Read More
pengaruh diabetes terhadap penglihatan

Ternyata Ini 8 Faktor Pemicu Perkembangan Katarak

lensa di dalam mata bekerja seperti lensa kamera yang memusatkan cahaya ke retina untuk penglihatan yang jernih. Peran lensa mata sendiri adalah memfokuskan cahaya yang yang masuk ke mata untuk menghasilkan gambar jernih dan jernih pada retina yang seharusnya menghasilkan penglihatan yang jelas.

1. Lensa kebanyakan terbuat dari air dan protein. Dimana protein diatur dengan cara yang tepat agar lensa tetap bersih dan membiarkan cahaya melewatinya. Namun seiring bertambahnya usia, beberapa protein bisa berkumpul bersama dan mulai melapisi area kecuali lensa. Inilah proses pembuatan katarak terjadi dan saat katarak terbentuk, ia menyebarkan cahaya yang memicu pada penglihatan kabur, kontras terbatas dan sejumlah gejala gangguan penglihatan lainnya.
Telah diungkap ternyata ini beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang terkena penyakit katarak, WASPADA DARI SEKARANG YUK

2. Usia adalah penyebab paling umum dari katarak. Protein lensa mengalami denatur dan terdegradasi dari waktu ke waktu. Proses ini dapat dipercepat dengan adanya suatu kondisi tertentu seperti diabetes dan hipertensi. Faktor lingkungan, termasuk racun, radiasi dan sinar ultraviolet , memiliki efek kumulatif yang diperparah oleh hilangnya mekanisme protektif dan restoratif akibat perubahan ekspresi gen dan proses kimia di dalam mata.

3. Trauma tumpul menyebabkan pembengkakan, penebaln dan pemutihan pada serat lensa. Pembengkakan biasanya hilang dengan sendirinya, namun warna putih di mata kemungkinan tetap ada. Pada trauma yang parah seperti terjadnya luka yang sampai menembus mata, kapsul tempat lensa duduk bisa berisiko rusak. Kerusakan ini kemungkinan cairan dari bagian lain mata untuk memasuki lensa yang menyebabkan pada pembengkakan dan kemudian memutih yang akhirnya menghalangi cahaya dari mencapai retina di bagian belakang mata. Pada trauma tumpul juga bisa mengakibatkan katarak berbentuk bintang atau kelopak mata.
Radiasi, dimana cahaya ultraviolet khususnya UVB telah terbukti termasuk faktor yang menyebabkan katarak. Beberapa bukti telah ditunjukan kacamata hitam yang dikenakan pada usia dini dapat memperlambat perkembangan mata di kemudian hari. Radiasi gelombang mikro juga telah ditemukan menyebabkan katarak

4. Genetika, dimana paling umum hal ini terjadi melalui mekanisme yang melindungi dan merawat lensa. Terjadinya katarak pada masa kanak-kanak, mereka dapat disebabkan oleh adanya sindrom tertentu. Contoh kelainan kromosom yang terkait dengan katarak sindrom penghapusan, sindrom cri-du-chat, sindrom Down, sindrom Patau, trisomi 18 ( sindrom Edward) & sindrom Turner. (* Manfaat ramuan teh hijau untuk penyakit katarak

5. Penyakit kulit dan lensa memiliki asal embriologis yang sama sehingga bisa terkena penyakit serupa. Mereka yang menderita dermatitis atopik dan eksim terkadang mengalami ulkus katarak ulat. Ichthyosis adalah kelainan resesif autosomal yang terkait dengan katarak runcing dan sklerosis nuklir.

6. Merokok dan alkohol termasuk kebiasaan pola hidup yang tidak sehat, dimana merokok telah terbukti melipatgandakan tingkat katarak subkapsular posterior.

7. Vitamin C yang tidak adekuat, dimana asupan vitamin C yang rendah dan kadar serum tekah dikaitkan dengan tingkat katarak yang lebih tinggi.

8. Obat-obatan seperti kortikosteroid sistemik, topikal, atau inhalasi, dapat meningkatkan risiko pengembangan katarak. Jenis kortikosteroid paling sering menyebabkan katarak subkapsular posterior. Orang dengan skizofrenia sering memiliki faktor risiko kecemerlangan lensa (seperti diabetes, hipertensi dan gizi buruk), namun obat antipsikotik tidak mungkin berkontribusi pada pembentukan katarak.

Itulah sedikit informasi mengenai kondisi risiko penyakit katarak, semoga artikelnya bermanfaat dan lekas sembuh..

Sumber: https://kumparan.com/herna-ismayanti/ternyata-ini-8-faktor-pemicu-perkembangan-katarak-terjadi-1508988139925#L0DpjjgkVgZUf1uV.99

Read More
operasi katarak kelopak mata

Bikin Kelopak Mata untuk Hafizh

Muhammad Hafizh Ahza Ibad, bocah pemilik tanda lahir sebagian di wajah ( giant hairy

kembali masuk kamar operasi RSAL dr Ramelan kemarin (3/10). Dengan didampingi sang ayah, Serda Mustiamin, bocah berusia dua tahun itu harus menjalani pembuatan kelopak mata baru.

Kemarin ketika tim dokter membaringkannya di ranjang, tangisnya langsung pecah. Namun, Mustiamin berupaya menenangkannya. Operasi itu perlu dilakukan lagi karena kulit di pipinya mengalami pengerutan. Akibatnya, kelopak mata kiri bagian bawah tertarik.

Dampaknya, Hafizh tidak dapat menutup mata kirinya dengan sempurna

Sebab, kelopak mata bagian bawahnya tertarik keluar. Untuk menangani hal tersebut, tim dokter lantas melakukan tindakan.

Kulit mengalami kontraksi, akibatnya ikut tertarik,” ujar dr Bambang Wicaksono SpBP-RE, dokter yang menangani Hafizh.

Hal itu, lanjut dia, merupakan sifat normal dari kulit graft. Sebelumnya, dokter mengambil kulit paha Hafizh, lalu dipasangkan di pipi bocah berusia dua tahun tersebut. Karena itu, Bambang melakukan operasi untuk mem be rikan kelonggaran pada bagian yang mengerut tersebut.

Operasi kemarin dilakukan dengan membuat sayatan sepanjang 2 cm pada kelopak mata kiri bagian bawah. Tujuannya, memasangkan kulit baru dengan kulit asli. Tindakan tersebut lantas menghasilkan celah selebar 0,5 cm. Celah itulah yang kemudian ditutup dengan kulit baru. Bambang mengambilnya dari lipatan paha kiri Hafizh. Untuk menghindarkan kontraksi berulang, Bambang menutup mata kiri Hafizh. Sementara matanya ditutup sampai tempelan kulit menyatu sempurna,” ujarnya.

Meski demikian, Bambang optimistis kontraksi tidak akan terjadi kembali. Menurut dia, setelah tindakan penambahan kulit, kontraksi jarang terulang kembali.

Karena hanya tindakan sederhana, operasi pun tidak berlangsung lama. Dalam waktu sejam saja, Bambang dan tim sudah tuntas membuatkan kelopak bawah baru untuk Hafizh. Sementara itu, bagian kulit paha yang diambil hanya dijahit.

Dengan tindakan tersebut, Hafizh diharapkan bisa kembali pulih dalam waktu seminggu. Dalam kurun waktu itu, Bambang memprediksi bahwa kulit tambahan sudah menyatu sempurna. Namun, selama seminggu itu pula, mata kiri Hafizh harus tertutup sementara.

Bambang menjelaskan, perkembangan Hafizh bagus. Apalagi, kulit baru yang dipasangkan di bagian telinga dan pipi sudah sama rata. Kulit baru di bagian hidung dan pipi masih mengalami beda ketinggian. Itu nanti tinggal dirapikan di akhir, setelah mantap semua,” terangnya.

Sementara itu, adanya rambutrambut halus di bagian kulit baru Hafizh, Bambang memastikan bahwa hal tersebut hanya sisa dari kondisi sebelumnya. Memang, kulit graft terdapat bulu-bulu halus yang tumbuh. Meski demikian, Bambang menjamin rambut tebal yang dulu sempat tumbuh di wajah Hafizh tidak akan ada lagi.

Sumber: Jawapos 4 Oktober 2017

Read More
Kisah Maria Ulfa Tawarkan Ginjal demi Kembalikan Penglihatan

Kisah Maria Ulfa Tawarkan Ginjal demi Kembalikan Penglihatan

Maria Ulfa namanya. Ia masih mengenyam pendidikan di SMA Mahalona, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Saat masih kelas 3 SMP, ia kehilangan penglihatan mata kirinya karena tertusuk ranting. Lambat laun, penglihatan di mata kanannya juga tak berfungsi.

“Waktu SMP mata kiri saya tertusuk kayu kecil. Tidak lama pelan-pelan mata kanan sata juga sudah tidak bisa melihat,” ungkap Maria Ulfa, beberapa waktu lalu.

Satu-satunya jalan agar ia dapat melihat lagi adalah dengan cara operasi mata. Saking inginnya bisa melihat lagi, ia berniat menjual ginjalnya demi mendapat biaya untuk membayar operasi matanya.

Surat terbuka pun ia buat. Isinya, ia rela melepas ginjalnya demi uang untuk operasi mata.

“Saya sudah buat surat terbuka. Siapa saja mau beli ginjal saya mau jual, asal bisa operasi mata,” kata anak kedua dari lima bersaudara itu.
Maria tak terlahir di keluarga berada. Ayahnya, Damanhur, hanya bekerja serabutan. Kadang-kadang ia jadi tukang bersih-bersih di pasar. Itu pun jika ada pedagang pasar yang meminta lapaknya dibersihkan.

Pemerintah Kabupaten Luwu Timur yang mendapatkan kabar mengenai surat terbuka Maria Ulfa langsung merespons cepat. Wakil Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, lantas menjemput Maria Ulfa di kediamannya. Irwan membawa remaja itu ke Rumah Sakit Umum Daerah I Lagaligo, di Kecamatan Wotu, Luwu Timur, untuk memeriksakan matanya.

“Iya saya dengar dia (Maria Ulfa) mau jual ginjal untuk operasi mata, makanya kita langsung jemput untuk periksakan matanya,” kata Irwan.

Dari hasil pemeriksaan, dokter ahli mata menyatakan bahwa mata kanan Maria sama sekali sudah tak lagi bisa melihat karena mengalami pergeseran kornea mata, sementara mata kirinya hanya bisa melihat dalam jarak pendek.

“Kita senter bola mata kanannya, dia mengaku sama sekali tidak bisa melihat, ada pergeseran kornea. Sementara, mata kirinya masih bisa melihat, tapi hanya jarak dua jengkal,” terang dr Suhaedi.

Suhaedi menuturkan, penyakit mata yang diderita  Maria tergolong langka. Pelajar perempuan itu harus dirujuk ke RSUP Wahidin Sudirohusodo, Kota Makassar, untuk menjalani operasi mata karena peralatan di RS I Lagaligo tak cukup memadai.

“Ini masuk kategori penyakit langka. Ini harus ada tindakan medis yang tepat, sementara peralatan kita sangat standar. Oleh karena itu, pasien harus dirujuk ke Makassar,” ucap Suhaedi.

Mengetahui anaknya akan segera menjalani operasi, Damanhur, ayah Maria, merasa sangat bahagia. Ia berterima kasih atas perhatian yang diberikan oleh pemerintah terhadap anaknya.

“Terima kasih atas bantuannya. Saya sangat bersyukur dan berharap putri saya bisa melihat kembali dengan normal,” ucapnya.

 

Sumber: http://regional.liputan6.com/read/3102920/kisah-pelajar-tawarkan-ginjal-demi-kembalikan-penglihatan

Read More

Idap Penyakit Langka, Mata Jailian Menonjol

Gambaran memilukan ini mengungkap nasib seorang anak laki-laki berusia dua tahun dengan mata menonjol yang perlahan kehilangan penglihatan matanya karena orang tuanya terlalu miskin untuk menjalani perawatan medis.

Dia adalah Jailian Kaipeng berada dalam rasa sakit yang konstan dan mungkin menderita kelainan langka yang membakar matanya atau bahkan sejenis kanker mata anak-anak.

Jailian lahir sebagai bayi yang sehat tapi matanya mulai membengkak saat usianya baru dua bulan. Kondisinya sekarang mendorong matanya ke depan sehingga tutup matanya bahkan tidak bisa ditutup.

“Semua dokter mengatakan bahwa kita harus membawanya ke rumah sakit besar namun itu berada di luar kemampuan kita. Orang-orang menatapnya dan terkejut dengan kondisinya yang menghancurkan hatiku dan saat ini yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu keajaiban terjadi. Kami sangat membutuhkan pertolongan,” kata Ibunya Chengmaite (25) dari sebuah desa terpencil di Tripura, India timur laut, seperti dilansir dari laman Daily Mail, Senin (25/9/2017).

Ayah Jailian, Neirbanglal Kaipeng (28) mengatakan bahwa mata kanan anaknya mulai membengkak beberapa bulan setelah kelahirannya.

“Garis merah akan muncul dan hilang di bola matanya dan itu akan menyebabkan matanya membengkak. Kami sangat terkejut saat pertama kali melihatnya, kami sama sekali tidak tahu harus berbuat apa,” tukas Ayahnya.

Keluarga tersebut berkonsultasi dengan dokter setempat namun tidak ada yang bisa mendiagnosis kondisinya. “Kami membawanya ke dokter setempat kami. Tapi mereka bingung. Mereka memberinya beberapa obat-obatan dan mengirim kami pulang tapi matanya semakin memburuk,” sambung Ayahnya.

Akhirnya kondisinya menyebar ke mata kirinya dan pembengkakan menjadi permanen.

Selama dua tahun terakhir, orang tuanya telah menyaksikan dengan tak berdaya karena kondisi bayi mereka memburuk. Diduga Jailian mungkin memiliki orbital pseudotumour, yaitu radang otot mata atau bahkan lebih parah lagi dia memiliki jenis kanker mata yang disebut retinoblastoma. Tetapi tanpa konsultasi dengan para ahli dan tes, tidak ada yang bisa memastikannya.

Dengan putus asa Neirbanglal menjual sebagian tanahnya seharga Rs 30.000 (£ 340) dan sapi keluarga seharga Rs 10.000 (£ 110) untuk membayar biaya konsultasi lebih lanjut, biaya perjalanan dan obat-obatan.

Tapi kondisi Jailian terus memburuk dan keluarga belum mampu memberikan perawatan terbaik – dan kini telah kehilangan rumah mereka.

“Kami terkejut dan tak berdaya dengan visibilitas kondisinya. Saya tidak tahu ke mana harus membawa anak saya, “kata Neirbanglal.

 

Sumber : NetralNews

Read More

Tube Shunt Atasi Glaukoma

Harapan Edo Sebastian terlepas dari gangguan glaukoma terbuka lebar. Kemarin (22/9) pria 32 tahun tersebut menjalani operasi tube shunt untuk glaukoma. Itu adalah operasi kedua yang harus dilalui Edo.

Operasi tube shunt merupakan pilihan yang harus dijalani pasien saat ada komplikasi pascaoperasi konvensional yang disebut trabeculec

tomy atau tanpa tube shunt. Komplikasi yang dimaksud, antara lain, tekanan bola mata masih tinggi. Normalnya, tekanan bola mata maksimal 20 mmHg. Kalau lebih dari itu, termasuk glaukoma. ”Seperti yang dialami oleh pasien Edo ini. Tekanannya sampai 43 mmHg,” ungkap dr Lydia Nuradianti SpM.

Kasus tersebut sebenarnya jarang terjadi. Pasien berpeluang 1: 100 untuk mengalami komplikasi pascabedah konvensional. ”Munculnya komplikasi itu bukan operasinya yang gagal. Tapi, muncul dari tubuh pasien,” ungkap Ketua Divisi Glaukoma Rumah Sakit Mata Undaan tersebut. Jadi, tidak semua pasien mengalaminya. Edo, lanjut Lydia, pernah menjalani

trabeculectomy tahun lalu. Glaukoma menyerang dua matanya. Pria asal Surabaya itu awalnya merasa penglihatannya baik-baik saja. Dia pun beraktivitas normal seperti biasanya pascaoperasi.

Komplikasi diketahui pasien saat kontrol ke rumah sakit beberapa waktu lalu. Ternyata, saat itu, tekanan bola matanya masih tinggi. Itu hanya terjadi pada mata kanan. ”Mata kirinya baik-baik saja,” ujar alumnus Fakultas Kedokteran (FK) Unair tersebut.

Penanganan pertama dilakukan dengan cara needling mata kanan. Namun, tekanan bola matanya tak kunjung turun. Karena itulah, Edo membutuhkan operasi pemasangan tube shunt. Tindakan tersebut, menurut dia, terbilang sangat jarang dilakukan. Kalaupun butuh tindakan tersebut, pasien sering menjalaninya di luar negeri. Singapura misalnya. ” Tapi, sekarang sudah bisa di sini,” tegas Lydia.

Operasi kemarin berjalan singkat, sekitar 1,5 jam. Pasien masuk ruang operasi pukul 11.30 dengan pembiusan total. Lydia bersama tim berhasil menuntaskan operasi sekitar pukul 13.00.

Tube berukuran 9 mm itu dimasukkan ke mata Edo. Ukuran tersebut disesuaikan dengan kebutuhan mata pasien. Tube terbuat dari silikon atau polypropylene yang aman untuk tubuh. Pemasangan tube bertujuan untuk mengembalikan tekanan bola mata ke angka normal. ”Dilakukan pada jaringan yang berbeda dengan operasi sebelumnya,” jelasnya.

Sementara itu, dr Soemartono Samadikoen SpM(K) menambahkan, glaukoma menjadi salah satu gangguan mata yang sering memicu kebutaan. Gejalanya tidak disadari. Pasien pun sering mengabaikan. Pasien baru merasa ada kelainan ketika glaukoma sudah parah. Penglihatan jadi seperti teropong.

Glaukoma merupakan gangguan penglihatan akibat tekanan berlebihan pada mata. Kondisi itu dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan saraf mata hingga menimbulkan kebutaan. ”Jadi, sangat penting pencegahan agar tidak sampai parah,” ujar Soemartono.

Sebenarnya, glaukoma dapat disembuhkan dengan minum obat-obatan. Operasi dilakukan apabila langkah sebelumnya tidak memberikan hasil memuaskan.

Sumber: JawaPos Sabtu 23 September 2017

Read More
Claire Berjuang 10 Tahun Melawan Parasit di Mata karena Softlens

Claire Berjuang 10 Tahun Melawan Parasit di Mata karena Softlens

Claire Wilkinson (38) dari Brisbane, Australia, sedang berusaha mengumpulkan dana mencari pengobatan medis di Inggris. Mata kirinya terlihat membengkak dan tubuhnya mengalami kelumpuhan. Hal tersebut terjadi karena infeksi parasit yang sudah 10 tahun menggerogoti matanya.

Dalam halaman situs gofundme Claire bercerita bahwa semua bermula ketika tahun 2008 lalu ia bangun, mengenakan softlens, dan berangkat kerja seperti biasa. Namun saat itu ada yang aneh karena setengah jam kemudian Claire mengalami sensitivitas terhadap cahaya dan rasa nyeri.

Claire pun pergi ke rumah sakit mata setelah empat hari kesulitan tidur dan terus merasa nyeri.

“Tiba-tiba saja semua jadi menyeramkan. Lapisan kornea mata saya harus diambil dan diberitahu mungkin juga mata saya harus diangkat setelah seminggu kemudian hasil diagnosa mengkonfirmasi saya terkena Acanthamoeba Keratitis atau AK,” kata Claire seperti dikutip pada Jumat (22/9/2018).

AK adalah penyakit langka yang disebabkan oleh organisme mikro acanthamoeba yang sebetulnya umum terdapat di air. Claire mengaku kemungkinan ia menggunakan cairan permbersih softlens yang tak bagus sehingga parasit bisa menempel dan kemudian menginfeksi mata.

Claire pun diberikan obat tetes mata kuat yang digunakan selama seminggu untuk melawan parasit tersebut. Setiap tetesan semakin mengikis lapisan matanya yang juga sedang dirusak dimakan oleh parasit.

Setelah tampak sembuh, 10 bulan kemudian parasit kembali. Claire gagal menjalani transplantasi kornea dan juga operasi otak untuk memutuskan saraf pengirim rasa sakit karena parasit terus memakan mata.

Sialnya Claire malah terkena stroke disaat menjalani salah satu prosedur operasi yang membuatnya lumpuh.

“Memang ada satu dari seratus ribu kemungkinan hal ini terjadi dan bukan salah rumah sakitnya. Saya hanya sedang tidak beruntung,” kata Claire.

Kini setelah 10 tahun berjuang melawan penyakit, Claire mencoba untuk mendapatkan perawatan medis di Inggris. Ia pun melakukan penggalangan dana online dengan target sekitar Rp 226 juta.

 

Sumber: Detik Health

Read More