All Posts in Category: Informasi

Daftar Makanan Penurun Kolesterol Tinggi

9 Tips dan Cara Menjaga Kesehatan Mata Cara Alami

9 tips dan cara menjaga kesehatan mata dengan cara alami:

1. Lakukan pemeriksaan rutin
2. Konsumsi makanan yang baik untuk penglihatan
3. Menjaga berat badan
4. Berhenti merokok
5. Gunakan kacamata hitam
6. Sebelum dan sesudah ketika ingin menyentuh mata
7. Cobalah untuk mengistirahatkan mata Anda
8. Hindari konsumsi minuman beralkohol
9. Tidur yang cukup

Read More

Tanda Katarak Mulai Menyerang Mata

Katarak adalah salah satu masalah yang menyerang mata bagi 40% orang di atas usia 60 tahun.

Katarak adalah penumpukan zat di mata yang mengaburkan lensa dan secara bertahap terus berkembang.

Ketika katarak muncul Anda akan melihat perubahan kecil di area kecil mata. Seiring waktu, Anda akan kehilangan penglihatan.

Gejala lainnya meliputi:

1. Penglihatan kabur

2. Sensitivitas terhadap cahaya

3. Kesulitan melihat pada malam hari

4. Melihat lingkaran cahaya atau bayangan di sekitar lampu

5. Kehilangan kemampuan melihat warna kuning

6. Penglihatan ganda di mata yang terkena

7. Kesulitan membaca dengan latar belakang putih

Tapi, ada cara-cara alami berikut ini untuk menangani katarak sebelum anda terserang dan semakin berkembang.

1. Makan buah dan sayur setiap hari

Buah dan sayur berfungsi menjaga kesehatan mata dan memperlambat munculnya penyakit mata.

Jika Anda tidak menyukai memakan sayuran mentah, coba untuk membuatnya menjadi salad yang dibumbui dengan rempah-rempah.

Untuk buah-buahan jangan mengonsumsinya secara berebihan karena dapat meningkatkan kadar glukosa Anda.

2. Sertakan vitamin A dalam menu makan

Jika Anda tidak mengonsumsi vitamin A dalam jumlah yang diperlukan, mata akan mulai menunjukkan masalah degeneratif, mengembangkan katarak, retina yang rusak, dan degenerasi makula.

Konsumsi makanan seperti wortel, sayuran berdaun hijau, serta ubi jalur.

3. Makanan kaya vitamin C

Sama pentingnya dengan vitamin A, vitamin C harus segera dikonsumsi apabila menemukan masalah pada mata.

Cobalah untuk memakan jeruk, stroberi, tomat, dan anggur.

4. Makanan kaya omega-3

Makan makanan yang kaya omega 3 secara teratur juga mengurangi risiko katarak.

Disarankan untuk makan satu porsi makanan seperti ikan salmon, tuna, dan kacang pohon.

Read More
berita papua

Tangani katarak, ICRC dan PMI kirim tiga dokter ke Lanny Jaya

Tiga orang dokter berpengalaman dikirim ke Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua oleh Palang Merah Internasional (ICRC) yang bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), untuk menanangani pasien katarak dari berbagai distrik..

Program Manajer Bidang Kerja sama ICRC Freddy Nggadas di Tiom, ibu kota Kabupaten Lanny Jaya, mengatakan tiga orang dokter itu berasal dari Jayapura dan Jayawijaya.

Freddy mengatakan pengobatan katarak yang juga melibatkan sejumlah tenaga perawat itu akan berlangsung selama empat hari, 10-14 April di RSUD Lanny Jaya.

“Tenaga dokter yang kita libatkan hari ini ada tiga orang. Kebetulan PMI ber-partner dengan RSUD Dian Harapan, jadi dokter dan perawat itu dimobilisasi dari RSUD Dian Harapan dan RSUD Wamena. PMI mendorong dokter-dokter untuk ikut dalam kegiatan baksos ini karena tidak mudah, tidak semua dokter punya waktu yang cukup untuk datang,” katanya, Selasa (10/4/2018).

ICRC menargetkan lebih 100 pasien katarak di Lanny Jaya bisa tertangani. Melalui PMI, telah dibangun koordinasi terlebih dahulu dengan pemkab terkait pendataan pasien katarak.

Ia mengatakan Papua merupakan satu dari empat provinsi dengan preferensi pasien katarak cukup banyak di Indonesia.

“ICRC dan PMI adalah partner utama di Indonesia, kita melihat inisiatif PMI penting sekali, bagus sekali, sehingga ICRC mencoba sebisa mungkin men-support PMI terkait pengobatan katarak,” ujarnya.

Sementara itu, Sekda Lanny Jaya Christian Sohilait mengatakan pengobatan katarak yang dilakukan itu merupakan yang kedua kalinya, dan pemda telah meminta dilakukan pendataan serta mobilisasi pasien katarak di masing-masing wilayah.

“Kita juga sudah koordinasi dengan beberapa gereja terkait masalah penginapan warga (yang menderita) katarak. Kita mobilisasi mereka dari kampung ke distrik, lalu lanjut ke Tiom,” terangnya.

Sumber: http://tabloidjubi.com

Read More
penderita katarak semakin muda

28 Duafa Operasi Katarak Gratis di Duri

Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Cabang Kabupaten Bengkalis menggelar operasi katarak gratis untuk kaum dhuafa di RS Permata Hati, Duri, Jumat hingga Sabtu (4-5/5) pekan lalu.

Pembukaan bakti sosial tersebut dihadiri sejumlah pihak. Antara lain penasehat BSMI Bengkalis dr Fidel Fuadi Dt Majo Basa, Ketua BSMI Bengkalis dr Beni Andica Surya, Sekretaris IDI Bengkalis dr Rangga Moendanoe, Direktur RS Permata Hati dr Efriyanti dan beberapa undangan.

Dari target 50 peserta, sebanyak 28 orang penderita katarak yang mendaftar ulang mengikuti operasi tersebut pada Jumat (4/5). Operasi itu dipimpin dr Jamal, ahli penyakit mata asal Madura.

Menurut dr Jamal, katarak merupakan penyebab utama kebutaan. Penyakit ini rata-rata menyerang usia di atas 40 tahun. Dampaknya akan menurunkan produktivitas penderita. Jika syaraf penderita masih baik, setelah operasi bisa melihat dengan baik lagi. Jika syarafnya sudah lemah, penglihatan masih akan kabur. Tapi masih bisa dibantu dengan lensa buatan manusia,” ucap dr Jamal.

Operasi katarak gratis untuk kaum duafa yang belum terdaftar sebagai peserta BPJS tersebut dibuka Kadis Kesehatan Bengkalis Heri Pratikno mewakili bupati. Menurutnya, kegiatan sangat positif ini sangat diapresiasi pemkab. “Operasi ini sangat membantu warga untuk mendapatkan kembali penglihatannya. Betapa nikmatnya bisa melihat lagi,” ujar Heri.

Penasehat BSMI Bengkalis dr H Fidel Fuadi Dt Majo Basa menyebut, peserta operasi katarak gratis ini juga perlu dibantu untuk terdaftar sebagai peserta BPJS.

Ditambahkan Fidel, jika operasinya selesai, yang pertama kali akan diperlihatkan kepada penderita adalah Alquran.

“Alquran ini pun akan diberikan gratis agar menjadi bacaan harian bagin penderita setelah sembuh. Betapa tersiksanya jika tak bisa melihat. Setelah melihat lagi dekatkanlah diri kepada Allah,” harap Fidel. Ia juga mengungkap, jika operasi didanai sendiri maka akan menghabiskan dana Rp7 juta untuk tiap biji mata.(sda)

Sumber: Riaupos.co

Read More
Penderita Katarak Terus Meningkat 0,1% Per Tahun

Penderita Katarak Terus Meningkat 0,1% Per Tahun

Jumlah penderita katarak di Indonesia terus mengalami peningkatan meski tidak siginifikan. Penyebab utamanya adalah faktor usia.

Ketua Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) DIY Prof. dr. Suhardjo, S.U., Sp.M(K) mengatakan, penderita katarak terus bertambah dari waktu ke waktu. Di suatu daerah tiap tahunnya tumbuh rata-rata 0,1 persen dari total penduduknya.
“Penyakit katarak mayoritas cenderung karena faktor usia. Namun bukan itu saja faktornya,” kata Suhardjo di sela acara Bakti Sosial Operasi Katarak Gratis di RSUD Sleman, Senin (7/5).

Dia mengatakan, faktor penyebabnya antara lain seperti diabetes, rokok, infeksi rubela, dan kontak fisik atau terkena pukulan pada mata. Kondisi itu dapat mempercepat proses katarak.

Suhardjo mengungkap, ada banyak langkah untuk menghindari menderita katarak.

“Seperti pola hidup sehat, cukup gizi seperti protein dan vitamin. Menghindari rokok juga perlu,” paparnya.

Sementara itu, Kabid Pelayanan Medis RSUD Sleman, drg. Ike Senja Rahmadiyani menambahkan, baksos operasi katarak gratis menjaring memalui screening pada 119 pasien.

“Dari screening diperoleh 39 pasien yang lolos untuk ditindaklanjuti dengan operasi,” katanya.

Menurut dia, dalam operasi katarak gratis ini, RSUD Sleman mengeragkan 10 dokter spesialis mata. “Dokter spesialis dari RSUD Sleman dan Perdami,” imbuhnya.

Sumber: health.akurat.co

Read More
Katarak muncul seperti uban

Shalat Malam, Subuh Berjamaah, dan Operasi Katarak Gratis

Dalam rangka memperingati hari jadi Kabupaten Sleman ke-102, Pemkab Sleman menggelar shalat malam dan shalat Subuh berjamaah di Masjid Agung Wahidin Soedirohoesodo. Kegiatan itu pun sekaligus untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1439 Hijriah.

Usai melaksanakan shalat subuh berjamaah, jamaah diajak mengikuti jalan sehat dengan rute sekitar tiga kilometer. Hadir Bupati Sleman Sri Purnomo, Wakil Bupati Sri Muslimatun, dan Sekretaris Daerah Sumadi.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Terutama, dalam rangka menyukuri hari jadi Kabupaten Sleman ke-102.

“Melalui rangkaian kegiatan dimulai dari shalat malam hingga jalan sehat tersebut harapannya masyarakat lebih meningkatkan iman untuk rajin shalat subuh berjamaah ke masjid, sekaligus ucapan rasa syukur warga Sleman akan hari jadi ke 102,” kata Sri.

Dalam kesempatan itu, turut dilakukan penyerahan bantuan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten SLeman. Bantuan diberikan Kepala Kantor Kemenag Sleman, Sa’ban Nuroni, kepada tujuh warga kurang mampu.

Pada hari yang sama, Pemkab Sleman melalui RSUD Sleman menghelat Bakti Sosial Operasi Katarak Gratis. Bekerja sama dengan Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) DIY dan Sido Muncul kepada 39 pasien.

Kabid Pelayanan Medis RSUD Sleman, Ike Senja Rahmadiyani menjelaskan, baksos dilaksanakan selama dua hari yaitu 5-6 Mei 2018. Hari pertama, dilakukan screening kepada 119 pasien, dan dari situ didapatkan 39 pasien untuk menjalani operasi.

“Dalam baksos operasi katarak ini kami mengerahkan 10 dokter spesialis mata dari RSUD Sleman dan Perdami,” ujar Ike.

Ketua Perdami DIY, Suhardjo menjelaskan, penderita katarak suatu daerah tiap tahunnya mengalami pertumbuhan rata-rata 0,1 persen dari total penduduknya. Penyakit itu sendiri memiliki beberapa faktor pemicu.

Mayoritas, lanjut Suhardjo, memang dikarenakan faktor usia. Namun, ia mengingatkan, ada pula faktor-faktor seperti diabetes, rokok, infeksi rubela dan kontak fisik kepada mata yang dapat pula mempercepat proses katarak.

“Tapi, katarak dapat diantisipasi dengan pola hidup sehat dan cukup gizi seperti protein dan vitamin serta menghindari rokok,” kata Suhardjo.

Sumber: republika

Read More

Kuwait Bantu Operasi 600 Pasien Katarak

Pemerintah Kuwait memberikan bantuan operasi katarak bagi 600 pasien. Dari jumlah pasien tersebut, baru sebanyak 250 pasien yang sudah melaksanakan operasi katarak. Dipastikan, bantuan itu akan terus berlanjut demi membantu Indonesia mengatasi kebutaan.

Hal tersebut disampaikan Chairman Maryam Foundation yang juga merupakan adik Raja Kuwait Seikha Maryam saat membuka acara bakti sosial operasi katarak di Bandung Eye Center (BEC) di Jalan Buahbatu, Kota Bandung, Jumat 4 Mei 2018.

Hadir pada kesempatan tersebut, Duta Besar Indonesia untuk Kuwait Tatang Budie Utama Razak, Direktur Yayasan Baitul Al Khairiyah Nadya Abu Sodieq Bawazier, dan Direktur BEC Budiman.

Menurut Seikha Maryam, Indonesia merupakan negara yang ramah dan berakhlak. Namun, Indonesia juga masyarakatnya banyak yang memgalami kebutaan untuk itu pemerintah Kuwait memberikan bantuam operasi agar masyarakat Indonesia dapat melihat dengan baik.

Teringgi

Direktur BEC Budiman, dalam sambutannya mengatakan, angka kebutaan di Indonesia tertinggi kedua di dunia setelah Ethiopia. Sebanyak 285 juta orang di dunia mengalami gangguan penglihatan.

Sebanyak 39 juta mengalami kebutaan (blind) dan sebanyak 246 juta mempunyai penglihatan lemah (low vision). Sekitar 90% dari penderita itu tinggal di Indonesia.

Bantuan operasi katarak yang disampaikan pemerintah Kuwait melalui Maryam Foundation kepada Indonesia sungguh sangat membantu.

Saat ini, kata dia, jumlah provinsi di Indonesia ada 34 dengan jumlah penduduk terbanyak 57% tinggal di pulau Jawa dan sebanyak 20% dari jumlah tersebut terdapat di Jawa Barat.

“Dengan adanya program bakti sosial operasi katarak ini, sangat membantu program akselerasi penanggulangan kebutaan karena katarak,” katanya.

Direktur Yayasan Baitul Al Khairiyah, Nadya Abu Sodieq Bawazier mengatakan, bakti sosial operasi katarak itu merupakan yang keempat kalinya. Sebelumnya, pemerintah Kuwait juga memberikan 2.000 Alquran Braille dan bantuan lain ke Pondok Pesantren Taklim Quran Serang, Banten.

Pada kesempatan itu, Sheikha Maryam menyampaikan ucapan terima kasuh atas terselenggaranya acara bakti sosial operasi katarak. Termasuk, disampaikan kepada Manajer Marcomm PR Herman Yamashitta. Usai pelaksanaan acara, pasien katarak langsung ditangani pemeriksaan untuk persiapan operasi.

 

Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2018/05/05/pemerintah-kuwait-bantu-operasi-600-pasien-katarak-423860

Read More

Setelah Operasi Katarak Apakah Boleh Lasik?

Pasien yang pernah operasi katarak masih bisa melakukan lasik. Asal minus yang tersisa tidak di bawah satu.

“Kalau misalnya sisa minus (dari operasi katarak) adalah minus setengah, buat apalagi lasik?” kata dr Sophia Pujiastuti SpM(K) MM dari SILC Lasik Center dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini pada Senin, 30 April 2018.
Lasik (Laser Assited in Situ Keratomileusis) merupakan salah satu teknologi bedah refraktif di bidang mata yang dapat diandalkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan gangguan penglihatan.

Begitu juga dengan operasi katarak, lanjut Sophia, termasuk tindakan bedah refraktif. “Otomatis orang dengan minus tinggi dan ada katarak, begitu operasi katarak minusnya juga akan hilang.”

Akan tetapi minus yang berkurang tidak bisa sampai nol. Walaupun ada yang bisa sampai nol, tapi dokter tidak bisa menjanjikan seperti itu.

“Kalau masih sekitar satu, boleh di-lasik,” kata Sophia kembali menekankan.

Kriteria yang Boleh Lakukan Tindakan Lasik

Kriteria yang boleh melakukan lasik adalah pasien Miopia dengan -1.00 D sampai -13.00 D, Astigmatisma dengan -1.00 D sampai -5.00 D, Hypermetropia dengan +1.00 D sampai +4.00 D, atau koreksi kelainan refraksi stabil (enam sampai 12 bulan)

Lebih lanjut, kualits hidup pasien meningkatkan setelah melakukan tidakan lasik. Pasien tidak lagi bergantung pada alat bantu (kacamata dan lensa kontak). Tentu saja hal itu memberikan semangat baru.

Akan tetapi, pasien harus dipastikan berumur di atas 18 tahun karena koreksi refraksi atau ukuran kacamatanya belum stabil. Sehingga dikhawatirkan akan muncul kelainan refraksi atau ukuran kacamata baru setelah lasik.

“Pasien juga diharuskan tidak sedang hamil atau menyusui, serta tidak ada kelainan atau gangguan kesehatan, khususnya kesehatan mata, seperti ada katarak, glaukoma, infeksi, atau masalah dengan retina.”

 

Sumber: https://www.liputan6.com/health/read/3495124/setelah-operasi-katarak-apakah-boleh-lasik

Read More
" World Sight Day " YKP Periksa Mata Penderita Katarak

Komunitas Dokter Mata Perempuan: Nemo

Tak banyak komunitas seperti Nemo. Sama-sama perempuan, sama-sama lulusan spesialis mata FK Unair, dan ingin kebersamaan mereka bermanfaat bagi masyarakat miskin. Komunitas ini gemar melakukan operasi katarak. Rata-rata tiap bulan 100 penderita katarak miskin mereka operasi secara gratis.
“Kalau yang ini yang paling suka TP (tebar pesona, Red),” kara dr Uyik Unari SpM,menunjuk rekannya, dr Lina Hutasoit SpM. “Dia paling gemar menghabiskan uang suami. Melakukan kekerasan dalam anggaran rumah tangga,” sambung Uyik, kemudian disambut derai tawa yang lain. Gantian Lina yang balas menggojlok Uyik. Suasana itu menambah gayeng wawancara yang dilakukanKamis (5/7) lalu di Grand City Surabaya.
Inilah suasana yang tergambar ketika para anggota Nemo-nama komunitas dokter spesialis mata lulusan Unair berkumpul.
Total anggota 11 orang, yakni dr Uyik Unari SpM, dr Miftakhur Rahman SpM, dr Ariesanti Trihandayani SpM, dr Elizabeth Sri Subekti , dr Lina Puspita Hutasoit SpM, dr Heni Wijayanti SpM, dr Yulia Primitasari SpM, dr Irma Pasaribu SpM, dr Dini Dharmawidyarini SpM, dr Yana Rosita SpM, dan dr Fitria Romadiana SpM. Koordinatornya adalah dr Uyik Unari.
Selain sebagai salah satu pendiri, dr Uyik menjadi koordinator karena dia mempunyai Klinik Mata di Gresik. Klinik tersebut menjadi tempat mereka melakukan bakti sosial (baksos) reguler.
“Juga mungkin karena saya yang paling cantik,”kata dr Uyik, bercanda, yang langsung disambut koor huuu…teman-temannya.
Menurut dr Ariesanti, salah seorang pendiri juga, Nemo berdiri pada 2007-an. Bermula ketika sebelas orang itu sama-sama menjalani pendidikan spesialis mata. Mereka tidak satu angkatan, tapi lima angkatan. Yakni angkatan 2006-2010. Ketika itu dr Ariesanti mengajak sejumlah rekannya hangout bersama, “Ternyata asyik-asyik dan gila-gila semua,” kata dokteryang kini bekerja sebagai dosen di Universitas Udayana, Bali tersebut kemudian ngakak.
“Mungkin masa kecil kurang bahagia semua, kecuali saya,” imbuhnya yang kembali disambut teriakan protes teman-temannya.
Kelucuan mereka juga terlihat dari pemilihan nama untuk komunitas mereka. Kata Nemo bukan berasal dari nama karakter ikan lucu di film. Juga bukan nama dari kapten mitos dari India yang menjadi komandan kapal selam Nautilus. Tapi justru terinspirasi dari geng perempuan yang gemar bullying, kami ingin yang positif. Nero ke Nemo,” tutur Ariesanti.
Keakraban yang terjalin dimanfaatkan untuk saling mendukung. Tentu dengan khas Nemo. Seperti Miftakhur Rahman. “Saya yang lulusnya akhir-akhir. Sebenarnya nyaris putus asa,” kata dokter yang berdinas di RSU Sidoarjo tersebut. Namun, Miftakhur Rahman akhirnya lulus berkat ancaman akan dikeluarkan dari Nemo jika tak lulus. “Diancam seperti itu sangat mengerikan bagi saya sehingga saya bekerja keras dan akhirnya lulus,” terangnya. “Ancaman akan dikeluarkan itulah yang merupakan dukungan bagi saya untuk cepat lulus,”tambahnya.
Selain itu, komunitas ini berfungsi sebagai kelompok terapi. Setiap masalah yang menimpa salah satu anggota pasti dikeroyok biar cepat selesai. “Masalah apa saja. Mulai pegadaian hingga masalah pribadi,”kata Ariesanti, dengan nada kocak. Saking akrabnya, ada konvensi tidak tertulis, bila salah seorang anggota pergi ke luar negeri untuk suatu urusan, tanpa diminta, sepuluh anggota lain masuk list mendapat oleh-oleh.
Tapi, tentu saja bukan keakraban itu yang membuat mereka layak diberitakan, melainkan aktifitas sosial mereka.”Selain gila-gilaan, kami ini punya jiwa sosial,”terangnya.
Karena latar belakang mereka adalah dokter spesialis mata, satu-satunya aksi sosial yang bisa dilakukan adalah mengobati mata para masyarakat miskin. Karena merupakan penyakit degeneratif yang bakal menimpa siapa saja, operasi katarak menjadi sasarannya.
Biaya operasi tersebut sekitar Rp 3,5 juta. “Pasti sangat memberatkan masyarakat kelas menengah ke bawah. Padahal kalau dibiarkan, sangat mungkin mengakibatkan kebutaan,”kata Uyik.
Untuk itu, ada dua jenis baksos yang mereka lakukan. Yang pertama adalah reguler. Pusatnya di Klinik Mata Utama di Gresik. Aksi sosial ini dilangsungkan secara terus-menerus. Setiap Senin dr Uyik dan stafnya melakukanscreening. Dia baru melakukan operasi mulai Selasa hingga Jum’at setiap pekannya.
Uyik dibantu rekan-rekannya.”Terutama yang bertugas dan berdomisili di Surabaya, Bangkalan, dan Sidoarjo,”terangnya. Jadi selalu ada rekan yang membantu saat baksos. Misalnya, yang dari Bangkalan datang tiapJum’at, kemudian dari Sidoarjo datang tiap Rabu. Begitu seterusnya. Rata-rata tiap bulan 100 pasien miskin dioperasi.
Kemudian baksos besar mereka lakukan setahun dua kali. “Itu menunggu semuanya kumpul dulu, baru baksos,”papar Uyik. Bagi mereka, baksos tersebut merupakan sasaran kedua. Yang utama adalah berkumpul bersama. “Pada dasarnya, kami ingin kumpul-kumpul. Tapi, kami juga ingin kumpul-kumpul kami bermanfaat untuk masyarakat,” tambahnya.
Untuk meringankan beban, mereka bekerjasama dengan banyak LSM dan perusahaan. Dengan skema ini, setidaknya beban yang mereka tanggung sedikit berkurang. Rata-rata dari LSM dan sponsorship, mereka mendapat subsidi Rp 900 ribu per pasien dari total biaya Rp 3,5 juta.
Namun, Uyik menyadari bahwa kerjasama itu tidak bisa selamanya berlangsung. “Ada keterbatasannya pula,”terangnya. Untuk itu ke depan mereka akan mendirikan sebuah yayasan. Rencananya, yayasan tersebut dinamakan Yayasan Katarak Peduli.
Dengan yayasan, Uyik dan teman-teman akan lebih fokus pada penanganan pasien saja. Soal tetek bengek administrasi diurus yayasan. Dana untuk yayasan ini rencananya didapatkan dari menghimpun CSR (corporate social responsibility) sejumlah perusahaan di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.
“Jadinya, nanti ada semacam dana abadi. Dana tersebut sepenuhnya dikucurkan untuk membiayai operasi katarak masyarakatmiskin,” tandas Uyik.
Uyik berharap katarak di kalangan masyarakat miskin kini bukan ancaman kebutaan lagi. Tak peduli semiskin apa pun, mereka bisa mendapatkan akses untuk operasi. “Ini karena di Indonesia katarak masih menjadi penyebab kebutaan nomor satu. Sebagian besar diantaranya terjadi di masyarakat kelas bawah, yang tak punya akses untuk operasi,” terang perempuan 43 tahun tersebut.
Sumber Jawa Pos, Rabu 11 Juli 2012

Read More
penderita katarak semakin muda

Penderita Katarak 9.360 Orang

Penderita Katarak 9.360 Orang

Tidak bisa melihat dengan sempurna menjadi penderitaan ribuan warga Kota Pudak. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik, jumlah penderita gangguan penglihatan karena katarak itu mencapai 9.360 orang. Sebagian dioperasi kemarin (22/10).

“Ini adalah pekerjaan rumah bersama untuk diatasi,” kata Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Al-Jufri kemarin. Di sela-sela kunjungan ke Kabupaten Gresik, Mensos bersama Wabup M. Qosim menyempatkan diri melihat operasi penderita di Katarak Center, Jalan Sumatera, Komplek GKB.

Salim menyatakan prihatin kepada para penderita gangguan penglihatan tersebut. Dia memberikan support agar pasien bersabar dan selalu berusaha sembuh. Diharapkan, mereka bisa kembali melihat dengan normal. “Mudah-mudahan, setelah dioperasi, para penderita bisa segera sembuh,” tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan Gresik Soegeng Widodo mengungkapkan, sebagian besar penderita katarak berusia 40 tahun keatas.

Jawa Pos, 23 Oktober 2013

Read More